Jumat, 19 Januari 2024 – 05:00 WIB
Jakarta – Beredar video dengan narasi 70 juta pengungsi Rohingya bakal datang ke Indonesia. Hal ini disebut bagian dari konspirasi Amerika Serikat (AS) yang telah direncanakan sejak masa kepemimpinan Presiden Donald Trump.
Sejak Kamis, 18 Januari 2024 sore, video yang dibagikan akun TikTok @cak_sas70 itu sudah disaksikan lebih dari 1626 penonton, mendapatkan 72 like dan sejumlah komentar dari waganet. “Tujuh puluh juta pengungsi mau tinggal di Indonesia. Hancur negara kita Indonesia kalau pemerintah tidak bertindak memulangkan pengungsi Rohingya ke daerah asal mereka,” bunyi narasi unggaha.
Dalam cuplikan awal video berdurasi 40 detik itu, tampak eks Presiden AS, Donald Trump sedang berbicara. Lalu, video beralih menampilkan Kepala Perwakilan UNHCR di Indonesia, Thomas Vargas. Dalam video itu terdapat narasi yang menyatakan bahwa, kedatangan pengungsi Rohingya ke Indonesia merupakan rencana negara barat. Pengunggah juga mendesak pemerintah Indonesia untuk tegas menyikapi hal ini. “Inilah konspirasi negara barat untuk menghancurkan Indonesia. Sudah direncanakan sejak Trump menjabat presiden Amerika Serikat,” tulis narasi unggahan.
Mengutip laporan CekFakta.com, video yang menampilkan Trump sedang berbicara berasal dari video YouTube C-SPAN dengan judul ‘President Trump: “The United States will not be a migrant camp…”’ Video tersebut diunggah 5 tahun lalu tepatnya pada 19 Juni 2018 silam.
Dalam video berdurasi 3 menit 41 detik itu, Trump mengatakan bahwa selama dirinya menjabat, maka selama itu pula AS menolak kedatangan pengungsi dan imigran. Dia tidak mengatakan bakal memberangkatkan pengungsi dan imigran ke negara lain termasuk Indonesia. Adapun, cuplikan video yang menampilkan Thomas Vargas diambil saat dia diwawancarai di Gedung UNHCR, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat pada 2019 silam.
Hasil wawancara tersebut terdapat dalam artikel Detik.com dengan judul “Diminta RI Berangkatkan Pengungsi ke LN, Begini Respons UNHCR” artikel itu tayang pada Rabu, 17 Juli 2019.
Dalam wawancara itu, Vargas mengatakan bahwa pihak Indonesia meminta UNHCR segera memberangkatkan para pencari suaka dari Afrika dan Afghanistan ke negara tujuan mereka (negara ketiga) atau pulang ke negara masing-masing (repatriasi). Sebab, Indonesia merupakan negara transit, sedangkan para pencari suaka sebenarnya bertujuan ke negara ketiga yang merupakan negara-negara maju. Vargas mengatakan penerimaan negara ketiga terhadap pengungsi tergantung dari kebijakan pemerintahan masing-masing.
Adapun, terkait angka 70 juta orang yang dikatakan oleh Vargas adalah jumlah pengungsi secara global. Dalam wawancara itu, Vargas tidak mengatakan UNHCR akan memindahkan semua pengungsi Rohingya ke Indonesia. “Kita semua menghadapi krisis pengungsi dalam tingkat global. Ada lebih dari 70 juta pengungsi yang terpaksa berpindah (dari tanah airnya) di seluruh dunia. Ini adalah krisis. Kami melakukan apapun yang kami bisa untuk membantu para pengungsi,” kata Vargas dalam wawancara itu.