Resep Kerupuk Kulit Sapi Kurban Gurih dan Renyah

Mendekati Hari Raya Idul Adha, pemotongan hewan kurban menjadi momen yang dinanti-nanti oleh umat Islam. Daging hasil penyembelihan hewan kurban didistribusikan kepada masyarakat sekitar dan golongan yang berhak menerimanya. Namun, selain daging, bagian lain dari hewan seperti kulit sering terabaikan, padahal kulit memiliki nilai manfaat yang tinggi.

Salah satu cara populer dalam memanfaatkan kulit sapi atau kerbau adalah dengan membuat kerupuk kulit, yang dikenal dengan nama rambak. Rambak memiliki rasa gurih dan tekstur renyah yang unik. Tidak hanya sebagai camilan favorit, rambak juga sering menjadi pelengkap hidangan tradisional.

Untuk menghasilkan kerupuk kulit yang mekar dan garing saat digoreng, proses pengolahan harus dilakukan dengan tepat, mulai dari pembersihan kulit hingga teknik penggorengan yang benar.

Resep kerupuk kulit (Rambak) ini membutuhkan bahan-bahan seperti 1 kilogram kulit sapi, 25 gram bawang putih, 50 gram garam, 25 gram gula, air kapur, dan minyak goreng. Langkah pertama adalah merendam kulit sapi dalam larutan air kapur selama 48 jam untuk membersihkan kulit dan membuatnya lebih kenyal. Setelah direndam, bersihkan kulit dari bulu-bulu yang masih menempel.

Kemudian kulit harus dijemur hingga setengah kering, lalu dipotong-potong sesuai ukuran yang diinginkan. Rebus potongan kulit dengan bumbu halus seperti bawang putih, garam, dan gula hingga matang dan bumbu meresap. Setelah itu, tiriskan dan jemur hingga benar-benar kering untuk mendapatkan kerupuk rambak mentah.

Proses selanjutnya adalah menggoreng kerupuk rambak secara bertahap. Pertama, goreng dengan minyak panas api kecil untuk membentuk tekstur dasar kerupuk. Kemudian dalam tahap kedua, goreng kembali dengan minyak panas api besar hingga kerupuk mengembang sempurna, berwarna keemasan, dan renyah.

Kerupuk kulit atau rambak memiliki cita rasa gurih dan kerenyahan yang membuatnya tetap digemari oleh berbagai kalangan. Selain sebagai camilan, rambak juga sering dijadikan oleh-oleh khas yang memiliki nilai jual tinggi. Dengan mengolah kulit sapi menjadi rambak, masyarakat tidak hanya mengurangi limbah hasil penyembelihan hewan kurban, tetapi juga mendapatkan nilai tambah secara ekonomi. Ini merupakan bentuk kearifan lokal yang perlu dilestarikan.

Source link