Kritik Bos Bugatti terhadap Supercar Hybrid Turbocharged

Bugatti Tourbillon: Super Car Hibrida V-16 Tanpa Turbocharger

Bugatti Tourbillon merupakan evolusi signifikan dari Veyron sebelumnya, dengan mengusung perubahan yang radikal dalam desain performa. Berbeda dengan Chiron yang menggunakan mesin W-16 quad-turbo, Tourbillon memilih mesin V-16 tanpa induksi paksa. Dikembangkan bersama Cosworth, mesin ini memiliki kapasitas 8,3 liter dan bobot trotoar yang sangat rendah, hanya seberat 556 pound (252 kilogram).

Pencapaian pengurangan bobot pada Tourbillon tidak hanya berasal dari mesin V-16 tanpa turbocharger, tetapi juga dari suspensi baru yang 45% lebih ringan, dicetak dengan teknologi 3D. Selain itu, tersedia baterai besar dengan kapasitas kotor 24,8 kWh, membuatnya mampu menempuh jarak 43 mil (70 kilometer) tanpa mesin V-16 bekerja.

Salah satu keputusan kontroversial yang diambil Bugatti adalah menghilangkan turbocharger pada Tourbillon. Meskipun ini mengakibatkan hilangnya 600 tenaga kuda, tiga motor listrik mampu mengimbangi dengan menghasilkan 800 hp. Dengan tambahan dari mesin pembakaran yang menghasilkan 1.000 hp sendiri, Tourbillon menjadi lebih kuat dan lebih ringan daripada pendahulunya.

Meskipun mayoritas supercar hibrida menggunakan turbocharger, Bugatti Tourbillon membuktikan bahwa mesin V-16 tanpa induksi paksa juga mampu memberikan performa yang luar biasa. Bugatti juga tidak menutup kemungkinan untuk mengembangkan versi ICE murni dari V-16 di masa depan, serta eksplorasi konfigurasi hibrida yang lebih revolusioner.

Dengan rencana pengiriman mobil “normal” yang akan dimulai tahun depan, Bugatti sedang menghadapi masa depan yang penuh tantangan. Dengan pembuatan 35 prototipe untuk pengujian, serta rencana produksi roadster dari Tourbillon, Bugatti berencana untuk terus mengukir sejarah dengan inovasi-inovasi terkini dalam industri otomotif.

Source link