Saat hubungan mulai terasa semakin dekat dan serius, beberapa orang mungkin merasa dorongan untuk menarik diri. Perasaan ini muncul bukan karena kurangnya rasa sayang, tetapi lebih karena dorongan emosional untuk menjaga jarak. Fenomena ini bisa terjadi tiba-tiba ketika hubungan seharusnya berkembang ke tahap yang lebih mendalam. Ada yang menganggap menarik diri sebagai sebuah kebutuhan, bukan sekadar pilihan. Hal ini umum terjadi meski seringkali sulit dipahami. Salah satu penjelasannya adalah avoidant attachment, yaitu pola keterikatan menghindar yang biasanya sudah terbentuk sejak masa kanak-kanak.
Anak-anak yang mengalami avoidant attachment cenderung berkembang menjadi pribadi mandiri, baik secara fisik maupun emosional. Mereka belajar bahwa mengekspresikan kebutuhan emosional tidak akan menimbulkan respons yang diinginkan, sehingga mereka mulai menahan diri untuk bergantung pada orang lain. Pola keterikatan ini pertama kali dikembangkan oleh Mary Ainsworth dan Barbara Wittig pada tahun 1970. Kenyamanan adalah salah satu karakteristik avoidant attachment, ditunjukkan dengan tanda-tanda seperti menghindari kedekatan emosional dalam hubungan, merasa pasangan terlalu clingy, lebih memilih menyelesaikan masalah sendiri, hingga cenderung menekan atau mengabaikan perasaan negatif.
Penelitian menunjukkan bahwa avoidant attachment juga dapat berdampak pada kualitas hubungan di usia lanjut. Pria lansia dengan gaya keterikatan ini cenderung mengalami efek negatif yang lebih besar dibandingkan wanita. Pola keterikatan ini umumnya berkembang ketika anak sering mengalami penolakan atau pengabaian emosional dari orang tua atau pengasuh. Mereka belajar bahwa mencari kenyamanan atau mengekspresikan emosi tidak akan membuahkan hasil yang diharapkan. Akibatnya, mereka merasa harus mengandalkan diri sendiri dan menekan kebutuhan untuk mendapatkan dukungan dari orang lain. Dalam jangka panjang, hal ini bisa membuat mereka kehilangan koneksi dengan kebutuhan emosional mereka sendiri. Bahkan, belajar untuk menenangkan diri tanpa bantuan orang lain menjadi hal yang biasa bagi mereka.