Maserati, produsen mobil mewah asal Italia, menghadapi tantangan serius dalam penjualan mereka. Penjualan telah turun hingga 57 persen tahun lalu dan terus menurun hingga 48 persen pada tahun 2025. Situasi ini semakin buruk dengan penerapan tarif baru dari pemerintahan Trump yang dapat mempengaruhi pasar Maserati di Amerika Serikat. Meskipun demikian, Stellantis sebagai perusahaan induk Maserati tidak bersedia melepaskan merek ini.
Bos baru Maserati, Santo Ficili, memastikan komitmen Stellantis terhadap merek tersebut, termasuk untuk menjaga posisi strategis di pasar Amerika Serikat. Namun, Maserati juga menghadapi masalah dalam merilis mobil listrik, seperti pembatalan rencana untuk MC20 listrik karena minimnya minat dari konsumen. Mantan CEO Stellantis, Carlos Tavares, menyalahkan kurangnya pemasaran yang jelas sebagai penyebab masalah Maserati.
Meskipun ada spekulasi tentang kemungkinan penjualan Maserati di masa depan, Stellantis bersikeras untuk tetap mempertahankan merek tersebut dalam keluarga. Meskipun merger dengan Alfa Romeo dikecualikan, kolaborasi lebih dekat antara merek tersebut masih merupakan kemungkinan. Stellantis juga telah menegaskan komitmennya untuk menjaga 14 merek dalam jangka waktu minimal 10 tahun. Proses pencarian CEO baru untuk menggantikan Tavares juga sedang berlangsung.
