Dokter berinisial AMS (41) dan istrinya, SSJH (35), dilaporkan melakukan tindakan kekerasan terhadap asisten rumah tangga (ART) berinisial SR (24) di Jalan Kunci, Kayu Putih, Pulogadung, Jakarta Timur. Salah satu bentuk kekejaman yang dilakukan oleh pasangan ini adalah memotong gaji ART tersebut dan bahkan menyita ponsel miliknya. Menurut Kapolres Metro Jakarta Timur, pengurangan gaji dan keterlambatan pembayaran gaji disebabkan oleh kesalahan yang kerap dilakukan oleh korban selama bekerja. Korban telah bekerja sebagai tukang masak, membersihkan rumah, serta merawat tiga anak tersangka mulai November 2024 hingga Maret 2025.
Tersangka mengungkapkan bahwa kekesalan terhadap korban disebabkan karena dianggap tidak menjalankan tugas dengan baik sesuai harapan majikan. Tidak hanya itu, tersangka juga seringkali emosi ketika melihat kinerja korban dan mengklaim bahwa ketiga anaknya pernah mengalami penganiayaan oleh ART tersebut. Kejadian ini memicu penanganan cepat dari Tim Penyidik Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Metro Jakarta Timur setelah adanya laporan viral di media sosial mengenai kekerasan fisik dalam rumah tangga. Polisi telah mengamankan sejumlah barang bukti seperti hasil pemeriksaan medis, pakaian korban, rekaman CCTV, hasil psikologi, dan pemeriksaan psikiater korban.
Perbuatan dokter dan istrinya ini melanggar Pasal 44 ayat 2 UU RI Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga serta Pasal 351 Ayat 2 KUHP. Ancaman pidana yang dikenakan bisa mencapai sepuluh tahun penjara dan/atau denda maksimal Rp30 juta. Tindakan kekerasan ini mencerminkan sebuah pelanggaran serius yang harus ditangani dengan tegas sesuai hukum yang berlaku.
