Pabrik rumahan pembuatan uang palsu di Kota Bogor, Jawa Barat, yang digerebek Polsek Metro Tanah Abang, Jakarta Pusat, ternyata telah aktif selama enam bulan. Kapolsek Metro Tanah Abang, Jakarta Pusat Kompol Haris Akhmad Basuki mengungkapkan bahwa sindikat peredaran uang palsu tersebut terdiri dari delapan orang dengan peran masing-masing. DS, salah satu pelaku, bertugas sebagai pencetak uang palsu dan dibantu oleh LB dalam proses produksi di rumah di Kota Bogor.
Haris menjelaskan bahwa produksi uang palsu tersebut sudah berlangsung selama enam bulan, namun peredaran uang palsu tersebut masih dalam penyelidikan petugas. Pengungkapan kasus ini dilakukan setelah penemuan 23 ribu lembar uang palsu pecahan Rp100 ribu. Sindikat peredaran uang palsu ini melibatkan MS, BI, E, BBU, BS, AY, DS, dan LB, yang akhirnya berhasil diamankan bersama sejumlah barang bukti.
Dalam kasus ini, ke delapan tersangka diancam dengan Pasal 26 Undang-Undang RI Nomor 7 Tahun 2011 tentang mata uang, dengan ancaman hukuman penjara maksimal 10 tahun dan denda Rp10 miliar. Penemuan pabrik upal ini bermula dari sebuah tas mencurigakan yang tertinggal di KRL Stasiun Tanah Abang, dan setelah pemiliknya mengambil tas tersebut, diketahui bahwa tas tersebut berisi uang palsu senilai Rp316 juta.
Polisi terus melakukan penyelidikan intensif terkait sindikat peredaran uang palsu ini, demi memberantas kejahatan ini dan mencegah kerugian lebih lanjut. Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk tetap waspada dan tidak menerima uang dengan nominal yang mencurigakan untuk menghindari penipuan.
