Jakarta – Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri, Mukti Juharsa, resmi menerima kenaikan pangkat menjadi Irjen setelah Upacara Korps Raport pada Minggu, 30 Maret 2025. Mukti adalah salah satu dari 38 Perwira Menengah (Pamen) dan Perwira Tinggi (Pati) Polri yang mendapat kenaikan pangkat dari Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Menurut Kadiv Humas Polri Irjen Sandi Nugroho, ini adalah bentuk komitmen Kapolri terhadap personil yang berdedikasi.
Dengan kenaikan pangkat tersebut, Mukti akan menempati posisi Widyaiswara Kepolisian Utama Tingkat 1 Sespim Lemdiklat Polri, sementara posisi Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri akan digantikan oleh Brigjen Eko Hadi Santoso. Mukti selama ini dikenal karena berhasil membongkar bandar-bandar narkotika baik di dalam negeri maupun dalam jaringan internasional.
Salah satu pengungkapan yang paling mencolok selama Mukti menjabat sebagai Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri adalah terkait dengan bandar besar narkotika jaringan internasional Fredy Pratama alias Miming alias Cassanova. Pada September 2023, Mukti berhasil menyita total 10,2 ton sabu yang terafiliasi dengan jaringan Fredy di Indonesia.
Fredy dikenal sebagai gembong utama yang mengendalikan peredaran narkoba di 14 provinsi dari Negara Thailand. Bareskrim Polri berhasil menyita aset senilai Rp432,2 miliar dari jaringan Fredy Pratama, termasuk uang tunai, aset tanah dan bangunan, perhiasan, dan kendaraan mewah. Setidaknya 60 kaki tangan Fredy Pratama ditangkap dan diproses hukum.
Pada Mei 2024, Mukti dan timnya kembali mengungkap peredaran narkotika jaringan internasional di Bali, terutama di clandestine lab jaringan ‘Hydra’. Mereka juga berhasil mengungkap jaringan narkotika di wilayah Jambi yang dikelola oleh Helen bersaudara. Polri berhasil menyita total aset senilai Rp10,8 miliar dari jaringan milik Helen, termasuk ruko, rumah, kendaraan, perhiasan, dan lainnya.
Pada Maret 2025, Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri kembali mengungkap jaringan narkoba di Kalimantan Timur yang dikendalikan oleh Direktur klub sepakbola Persiba Balikpapan, Catur Adi Prianto. Dari pemeriksaan, total perputaran uang jaringan ini dalam dua tahun mencapai Rp241 miliar. Mukti berhasil menyita sejumlah barang bukti berharga dari jaringan ini.
