Menciptakan ulang sebuah merek adalah tantangan besar dalam dunia bisnis. Hal ini melibatkan risiko mengalami penurunan pelanggan saat ini demi menarik perhatian pelanggan baru. Jaguar tampaknya tidak takut untuk mengambil risiko ini dengan menargetkan audiens yang berbeda, walaupun hal ini berarti harus rela kehilangan sebagian besar pelanggan yang sudah ada.
Direktur Pelaksana Jaguar, Rawdon Glover, memproyeksikan bahwa hanya sekitar 15 persen dari pelanggan saat ini yang akan tetap setia dengan merek ini. Meski terdengar sebagai langkah berani, perusahaan ini menyadari bahwa sekitar 85 persen pelanggan saat ini akan mencari mobil dari merek lain. Mobil listrik baru mereka, khususnya konsep Type 00, dirancang untuk menarik perhatian para pembeli kelas atas dengan harga yang cukup premium.
Transisi menuju merek yang lebih eksklusif telah dimulai sebelum kedatangan Type 00 pada tahun 2026 dengan nama yang berbeda. Penjualan mobil Jaguar mengalami penurunan signifikan seiring dengan pemensiunan sebagian besar model mobil lama perusahaan ini. Walaupun tantangan besar, Jaguar tetap berkomitmen untuk menjadi pemain utama di pasar mobil listrik murni.
Dalam upaya untuk bertahan dan berinovasi, Jaguar berharap dapat menarik perhatian klien baru, khususnya para penduduk kota yang kaya. Mereka yakin bahwa desain yang flamboyan dari mobil-mobil baru mereka akan menarik minat pembeli dengan selera yang tinggi. Meskipun masih ada tantangan dalam pengembangan mobil listrik yang benar-benar menarik, Jaguar tetap optimis bahwa EV akan menjadi tren dominan di pasar otomotif pada tahun 2030.
