Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah melakukan pemeriksaan terhadap tiga orang saksi terkait kasus dugaan penerimaan gratifikasi di Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan yang melibatkan mantan Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Khusus, Mohamad Haniv (HNV). Dalam pemeriksaan tersebut, KPK menanyai para saksi terkait permintaan dana Haniv untuk biaya bisnis fashion show anaknya. Pemeriksaan dilakukan di Gedung Merah Putih KPK, Kuningan, Jakarta Selatan pada Selasa, 4 Maret 2025.
Tessa Mahardhika, Juru Bicara KPK, menjelaskan bahwa pemeriksaan terhadap para saksi berkaitan dengan kebijakan permintaan dana untuk fashion show yang dilakukan oleh Haniv. Saksi yang dipanggil KPK adalah Sharif Benyamin (Direktur KSO Summarecon Serpong), Shitta Amalia (PNS KPP PMA 6 Ditjen Pajak), dan Sugianto Halim (Direktur PT Prima Konsultan Indonesia Tahun 2018 sampai sekarang).
KPK telah menetapkan Haniv sebagai tersangka dalam kasus dugaan penerimaan gratifikasi di Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan. Menurut Direktur Penyidikan KPK, Asep Guntur Rahayu, Haniv diduga menerima pemberian gratifikasi dari berbagai perusahaan untuk keperluan bisnis fashion anaknya selama menjabat sebagai Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Khusus. Haniv juga diduga menerima sejumlah uang dalam bentuk valas dan melakukan penempatan pada deposito BPR tanpa bisa menjelaskan asal usul uang tersebut. KPK menetapkan bahwa total penerimaan yang diterima oleh Haniv mencapai puluhan miliar rupiah.
Haniv diduga melanggar Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. KPK terus mengusut kasus ini untuk memastikan keadilan dan menegakkan hukum secara tegas.
