Muhamad Haniv, yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Khusus, telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atas dugaan gratifikasi. Haniv diduga menerima gratifikasi senilai Rp804 juta terkait dengan penyelenggaraan fashion show anaknya, Feby Paramita. Selain itu, total gratifikasi yang terkait dengan Haniv diperkirakan mencapai Rp21,5 miliar, berasal dari sponsor acara tersebut, transaksi valuta asing, dan simpanan deposito di Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Asep Guntur, Direktur Penyidikan KPK, menjelaskan bahwa Haniv diduga menggunakan jabatannya untuk kepentingan pribadi dan mendukung usaha anaknya. Kasus ini telah mencuri perhatian publik dan menimbulkan banyak pertanyaan seputar kekayaan Haniv. Laporan kekayaannya yang terakhir disampaikan pada Februari 2022 menunjukkan total aset sebesar Rp19,98 miliar.
Muhamad Haniv memiliki berbagai aset, termasuk tanah dan bangunan di Bekasi, Jakarta Selatan, Tangerang, dan Bogor. Total aset yang dimiliki Haniv mencapai Rp19.989.523.000, tanpa mencantumkan utang apapun, yang berarti jumlah tersebut merupakan aset bersih. Haniv juga memiliki beberapa kendaraan mewah seperti Toyota, BMW, dan Mercedes-Benz, serta harta bergerak senilai Rp721 juta. Jumlah dana tunai dan aset likuidnya melebihi Rp2,3 miliar. Kasus ini patut menjadi perhatian semua pihak, karena mencerminkan pentingnya pengawasan terhadap praktik korupsi di tingkat jabatan publik.
