Mudik adalah tradisi yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia menjelang Hari Raya Idul Fitri. Moment ini memberi kesempatan bagi para perantau untuk kembali ke kampung halaman dan bersatu dengan keluarga. Namun, tidak hanya di Indonesia, tradisi mudik juga ada di negara lain dengan nuansa dan skala yang berbeda. Di Tiongkok, tradisi mudik disebut Chunyun, di mana pergerakan penduduk mencapai titik tertinggi menjelang Tahun Baru Imlek. Sementara di negara Arab Saudi, tradisi mudik Lebaran juga menjadi moment penting di mana para perantau dari berbagai belahan dunia pulang untuk merayakan Idul Fitri bersama keluarga. Di Malaysia, tradisi mudik yang dikenal sebagai “balek kampong” juga mirip dengan Indonesia, di mana masyarakat yang merantau kembali ke kampung halaman untuk bersatu dengan keluarga dan merayakan Idul Fitri. India memiliki tradisi mudik dalam festival Deepavali atau Diwali, di mana perayaan ini berlangsung selama lima hari dan merupakan festival cahaya yang merayakan kembalinya Dewa Rama dan Sinta Devi. Sedangkan di Pakistan, tradisi mudik Lebaran mirip dengan Indonesia di mana jalanan dipadati kendaraan saat pemudik kembali ke kampung halaman. Bangladesh, Mesir, Turki, dan Korea Selatan juga memiliki tradisi mudik yang khas, yang menunjukkan nilai kekeluargaan yang kuat dan semangat untuk bersatu dengan keluarga terkasih.
Mudik tidak hanya sekadar tradisi di Indonesia, namun juga terdapat dalam berbagai negara dengan berbagai makna dan bentuk yang mencerminkan kebersamaan dan tali silaturahmi. Esensi dari tradisi mudik tetap sama di mana tujuan utamanya adalah berkumpul dengan orang terkasih dan mempererat hubungan keluarga. Semoga tradisi ini tetap terjaga dan bisa memperkuat hubungan sosial antar masyarakat di berbagai negara.
