Ratusan siswa SMK di Kabupaten Garut, Jawa Barat, yang menjadi penerima bantuan uang tunai dari Program Indonesia Pintar (PIP) mengalami pungutan liar (Pungli) oleh oknum yang mengaku terlibat dalam program tersebut. Seharusnya, setiap siswa menerima bantuan sebesar Rp 1.797.000 namun akhirnya hanya mendapatkan Rp 900 ribu karena disunat sebesar 50%. Para orang tua siswa pun merasakan kebingungan dan kekecewaan atas potongan yang terlalu besar ini, terutama karena pencairan uang tidak dilakukan di bank seperti biasanya, melainkan di sebuah kafe di Garut.
Salah seorang orang tua mengungkapkan bahwa potongan dana yang terlalu besar dan surat larangan untuk menuntut atas pungutan ini membuat mereka merasa tidak adil. Bahkan, ada sekitar 500 siswa yang diharuskan menandatangani surat yang melarang mereka untuk melaporkan ke polisi atau pun menuntut hak mereka. Harapan dari para orang tua adalah agar dana bantuan PIP bisa diterima oleh siswa sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan jika memang ada potongan, seharusnya dilakukan secara sewajarnya.
Asep, salah seorang orang tua siswa penerima PIP, berharap agar aparat penegak hukum segera turun tangan dan membongkar praktek pungli ini agar dana bantuan tersebut bisa sampai kepada yang berhak. Praktek pungli yang dilakukan oleh oknum yang mengaku sebagai pengusung program PIP ini telah menimbulkan kekecewaan dan kekhawatiran di kalangan orang tua siswa dan semoga mendapatkan penyelesaian yang tepat dari pihak yang berwajib.
