Aliansi antar perusahaan otomotif telah menjadi hal umum dalam industri ini. Merger antara dua produsen mobil tidaklah jarang, tetapi proposal merger antara Honda dan Nissan mengubah dinamika yang ada. Mitsubishi, mitra kunci dari Nissan dan Honda, dipertimbangkan untuk bergabung namun tampaknya ragu untuk ikut serta dalam merger besar ini.
Menurut sumber terpercaya, Mitsubishi mungkin memilih untuk tetap independen daripada bergabung dengan Honda dan Nissan. Mitsubishi khawatir akan kehilangan identitasnya dan kemandiriannya dalam perusahaan yang didominasi oleh dua produsen besar tersebut. Meskipun Nissan adalah pemegang saham terbesar, Mitsubishi telah membeli kembali sebagian besar sahamnya untuk mengurangi ketergantungannya pada Nissan.
Keputusan apakah Mitsubishi akan ikut serta dalam merger diharapkan akan diambil pada akhir Januari. Hingga saat ini, Mitsubishi tidak memberikan pernyataan resmi terkait keterlibatan mereka dalam merger ini. Namun, seandainya Mitsubishi memutuskan untuk tetap independen, ada kemungkinan mereka akan terus berbagi teknologi dengan Honda dan Nissan serta Nissan dan Renault.
Jika Mitsubishi memilih untuk bergabung dengan Honda dan Nissan, hal ini bisa membawa perubahan signifikan pada posisinya dalam industri otomotif. Namun, selama bertahun-tahun Mitsubishi telah fokus pada pasar khusus seperti Asia Tenggara. Jika merger ini terjadi, Mitsubishi dapat melihat peluang untuk bangkit kembali di pasar global, seperti masa kejayaannya di era Diamond-Star Motors. Itulah mengapa keputusan Mitsubishi dalam hal ini menjadi begitu penting bagi masa depannya yang bertahan lama.