Industri otomotif sedang mengalami perubahan yang cukup signifikan dengan banyak merek yang mulai beralih ke kendaraan listrik. Namun, Alfa Romeo, merek Italy yang merupakan bagian dari Stellantis, telah memutuskan untuk menarik kembali rencana awalnya untuk fokus pada mobil listrik sepenuhnya di Amerika Utara. Sebaliknya, mereka sekarang mengadopsi strategi “multi-energi” dengan menawarkan kendaraan hibrida gas, listrik, dan plug-in.
Rencana baru ini muncul setelah kepala Alfa Romeo Amerika Utara, Chris Feuell, menyadari bahwa memaksa dealer untuk hanya menjual mobil listrik dalam beberapa tahun ke depan akan terlalu membatasi bagi jaringan 110 dealer mereka di AS. Ini juga sejalan dengan penurunan penjualan Alfa Romeo sebesar 19% tahun lalu di Amerika Serikat, menurunkan penjualan menjadi hanya 8.865 mobil.
Meskipun rencana untuk mobil listrik masih sedang dipertimbangkan, Alfa Romeo juga sedang merancang powertrain yang lebih beragam dengan dipertahankannya mesin bensin dalam jajaran produk mereka. Jean-Philippe Imparato, mantan CEO perusahaan, menyatakan bahwa Alfa Romeo dapat tetap menggunakan mesin pembakaran internal untuk jangka panjang. Bersamaan dengan rencana penggunaan mesin pembakaran internal, Alfa Romeo juga tengah mengerjakan supercar baru yang diharapkan akan memasuki pasar pada tahun 2026.
Dengan tantangan persediaan yang dihadapi, Alfa Romeo akan segera menghadirkan kesepakatan sewa bulanan untuk beberapa model mobil mereka. Juga, ada rencana untuk menghadirkan Tonale berbahan bakar gas dengan harga diskon untuk menarik minat pelanggan. Hal ini juga memunculkan pertanyaan apakah crossover junior mereka akan dijual di Amerika atau tidak. Dengan adopsi strategi “multi-energi” dan berbagai macam powertrain yang sedang dikerjakan, Alfa Romeo masih memiliki potensi yang cukup besar di pasar otomotif global.