Pada Senin, 13 Januari 2025, terdapat ironi di Kabupaten Garut, dimana pembuangan sampah yang seharusnya masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Pasir Bajing dari Kota Bandung dengan nilai tipping fee Rp75.000 per ton, malah banyak warga yang membuang sampah secara langsung ke Sungai Cimanuk. Hal ini menyebabkan tumpukan sampah terlihat di beberapa titik sepanjang sungai tersebut.
Hasil ekspedisi di Sungai Cimanuk yang dilakukan oleh Ketua Aktivis Lingkungan dari Volunteer Yayasan Tangtudibuana, Agus Ugenk, selama Desember 2024 hingga Januari 2025 mengungkapkan adanya timbunan sampah rumah tangga di sejumlah lokasi di tepi sungai. Kondisi ini jika dibiarkan akan membahayakan ekosistem sungai dan fungsi aliran tersebut sebagai sumber kehidupan.
Agus menyatakan keprihatinannya terhadap kondisi ini dimana tumpukan sampah perkotaan ditemukan di Sungai Cimanuk. Selain itu, lima titik utama sumber sampah juga terlihat sepanjang tiga kilometer aliran sungai yang melintasi kawasan perkotaan Garut, seperti muara anak sungai dan tempat pembuangan sampah ilegal.
Pemerintah Kabupaten Garut tengah fokus pada kerjasama bisnis pengelolaan sampah dengan Kota Bandung, di mana volume sampah yang diterima di TPA Pasir Bajing mencapai 200 ton per hari. Sebagai kompensasi, Pemerintah Kabupaten Garut menerima tipping fee Rp75.000 per ton, dengan sebagian diserahkan kepada pemerintah desa setempat sebagai ganti rugi dampak negatif sampah. Kerjasama ini direncanakan berlangsung selama tiga bulan, mulai dari Januari hingga Maret 2025.
