Portal berita terpercaya prabowo subianto yang humanis,berani dan tegas
Berita  

Taman Nasional Komodo Akan Ditutup secara Berkala, Sandiaga Uno Menjelaskan Hal Ini

Taman Nasional Komodo Akan Ditutup secara Berkala, Sandiaga Uno Menjelaskan Hal Ini

Kamis, 8 Agustus 2024 – 06:26 WIB

Labuan Bajo, VIVA, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno membuka-bukaan terkait wacana penutupan berkala Taman Nasional Komodo (TNK) di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). Hal tersebut dilakukan demi mendukung kelestarian lingkungan kawasan itu.

Sandiaga juga mengakui telah menerima penjelasan resmi terkait hal tersebut dari Plt Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores, Frans. “Dijelaskan bahwa yang kita inginkan adalah menjaga agar Taman Nasional Komodo itu sesuai dengan kapasitas, daya dukung, dan kuota kunjungan nantinya akan disesuaikan,” katanya setelah menghadiri Investor Roundtable Discussion bersama para investor di Labuan Bajo, Rabu.

Dia juga mengungkapkan bahwa pihaknya menerima tamu seorang investor dari Inggris yang berkunjung ke Labuan Bajo bersama keluarganya, dan ia menyampaikan kepada rekannya bahwa kunjungan ke TNK sangat terbatas dan dibatasi untuk mendukung kelestarian lingkungan.

“Dan dia bisa mengerti, tapi saya pesan bahwa untuk melihat Komodo bisa ke Pulau Rinca, di situ bisa dan pengalaman yang sama tentu saja tapi tidak menambah beban kunjungan di atas daya dukung yang sudah kita tetapkan untuk wilayah Taman Nasional Komodo,” ujarnya. Menurut dia, jumlah kunjungan ideal ke TNK berdasarkan studi Kemenparekraf adalah sekitar 700-1.200 orang dalam sehari. Namun demikian, data tersebut bersifat dinamis dan diperkirakan akan mengalami perubahan karena faktor perubahan iklim, isu lingkungan, dan kerusakan lingkungan di kawasan TNK.

Sebelumnya, Kepala Balai Taman Nasional Komodo (TNK) Hendrikus Rani Siga mengatakan bahwa wacana sistem buka tutup kawasan taman nasional untuk pemulihan ekosistem akibat aktivitas wisata. “Secara prinsip, kawasan taman nasional membutuhkan istirahat, pemulihan, begitu pun sarana prasarana butuh jeda untuk dibersihkan, dirawat, dipelihara, dan untuk daratan sedikitnya mengurangi potensi kerusakan,” katanya di Labuan Bajo.

Ia juga menjelaskan bahwa kawasan perairan TNK cukup mengalami tekanan akibat aktivitas wisata, sehingga terjadi kerusakan akibat kegiatan wisata seperti kapal wisata yang membuang jangkar tidak pada tempatnya, aktivitas diving, sampah, hingga limbah kapal wisata.

Menurutnya, wacana sistem buka tutup kawasan TNK merupakan pengaturan jadwal kunjungan wisatawan, dan penutupan secara berkala melalui kajian ilmiah yang komprehensif oleh Balai TNK melibatkan sejumlah pakar seperti pakar lingkungan, pariwisata, ekonomi, sosial, dan budaya. (Ant)

Exit mobile version