Minggu, 9 Juni 2024 – 14:53 WIB
PT Pertamina (Persero) semakin menunjukkan komitmennya sebagai perusahaan inklusif. Inklusivitas tercermin dari keberagaman pekerja Pertamina, di mana sepanjang tahun 2023 Pertamina memiliki 19% pekerja perempuan dan 35% pekerja muda yang ditargetkan untuk menjadi pemimpin, atau level Direktur, di masa depan. Tenaga kerja disabilitas di Pertamina saat ini sudah mencapai 96% dari target, sesuai dengan Undang-Undang No. 8 tahun 2016 tentang pekerja disabilitas di BUMN yang mencapai 2% dari jumlah pekerja.
Inklusivitas adalah upaya menciptakan lingkungan kerja yang terbuka bagi seluruh perbedaan, tanpa diskriminasi. Kebijakan ini akan membawa dampak positif pada bisnis, seperti peningkatan produktivitas, kreativitas, dan inovasi.
“Program inklusivitas ini sejalan dengan tujuan Pertamina menjadi perusahaan yang berkelanjutan. Tak sekedar inklusif, upaya Pertamina untuk menjadikan Perwira menjadi pemimpin perusahaan merupakan keseriusan kami dalam menyiapkan talenta terbaik yang cakap dari sisi teknis pekerjaannya, sekaligus memiliki jiwa kepemimpinan yang tangkas, inovatif, berdaya saing global, dan berorientasi pada bisnis berkelanjutan,” jelas Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso.
Sehingga, Fadjar menambahkan, Pertamina juga memiliki program intensif untuk meningkatkan kompetensi dan kapabilitas Perwira, sehingga kontribusi setiap Perwira dapat meningkatkan efektivitas dan produktivitas kinerja perusahaan. Fadjar mengungkapkan, capaian pekerja inklusif tersebut telah melampaui target yang ditetapkan. Pekerja perempuan yang sudah masuk dalam talent pool untuk menjadi pemimpin mencapai 19%, melampaui target 15,5%. Sementara pekerja muda yang ditargetkan menjadi pemimpin mencapai 35%, lebih dari target 25%.
“Pekerja muda yang saat ini masuk dalam talent pool adalah pekerja yang telah menunjukkan kinerjanya yang profesional dan memiliki pengalaman serta rekam jejak yang baik. Pekerja muda menjadi salah satu perhatian Pertamina karena itu adalah masa depan perusahaan,” tambahnya.
Sumber daya manusia (SDM) juga menjadi salah satu aspek yang diperhatikan sebagai perusahaan berkelanjutan. Pada penilaian ESG (environmental, social, governance), kebijakan SDM dan implementasinya menjadi indikator utama penilaian. Hal ini juga membawa Pertamina dalam pencapaian positif peringkat ESG dari lembaga pemeringkat Sustainalytics, di mana skor Pertamina pada tahun 2023 menjadi 20,7 (Medium Risk) atau naik dari sebelumnya 22,1 (Medium Risk). Adapun skor Sustainalytics yang lebih rendah mencerminkan tingkat risiko yang lebih baik.
“Dengan kenaikan skor Sustainalytics ini, peringkat risiko ESG Pertamina naik menjadi peringkat satu dunia dalam sub-industri Integrated Oil and Gas dari 61 perusahaan dunia,” ujar Fadjar.
Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.