Pada hari Rabu, 29 Mei 2024 – 08:35 WIB
Padang Pariaman – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengingatkan dampak perubahan iklim terhadap upaya penanggulangan bencana lahar dingin dan tanah longsor di Provinsi Sumatra Barat.
“Kita tetap waspada terhadap dampak perubahan iklim karena ada ketidakpastian yang bisa terjadi,” kata Direktur Dukungan Sumber Daya Darurat BNPB, Agus Riyanto di Bandara Internasional Minangkabau, Padang Pariaman, Selasa.
Agus Riyanto menyampaikan hal tersebut di Bandara Internasional Minangkabau yang digunakan sebagai posko operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) yang dilaksanakan mulai 15 hingga 29 Mei 2024.
Berdasarkan laporan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Provinsi Sumatera Barat diperkirakan akan masuk musim kemarau pada tanggal 1 dan 2 Juni 2024. BNPB berharap kondisi tersebut akan membantu pemerintah dalam penanganan bencana hidrometeorologi yang terjadi.
“Meskipun memasuki musim kemarau, kita tetap waspada karena dampak dinamisasi perubahan iklim ini tidak pasti,” kata Agus Riyanto.
Agus Riyanto menegaskan BNPB bersama dengan BMKG dan pemerintah daerah terus melakukan evaluasi menyeluruh, termasuk mempertimbangkan perpanjangan operasi rekayasa cuaca jika diperlukan. Operasi tersebut dijadwalkan akan berakhir pada 29 Mei 2024, namun jika teknologi modifikasi cuaca masih diperlukan, BNPB siap melanjutkannya hingga proses penanggulangan bencana selesai.
Selama 14 hari operasi TMC, BNPB bersama pihak terkait telah menyebarkan sekitar 27 ton natrium clorid atau NaCl di langit Sumatra Barat. Operasi tersebut telah mencapai target sekitar 30 ton NaCl sebagai upaya pengendalian dampak bencana di daerah tersebut. (ant)
