Kamis, 28 Desember 2023 – 18:37 WIB
Malang – Kiai Haji Marzuki Mustamar meminta para pengikut Nahdliyin-nya agar tidak bereaksi berlebihan terkait isu pencopotannya sebagai Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur. Kiai Marzuki telah dicopot oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Kiai Marzuki menyatakan bahwa hingga Kamis sore, 28 Desember 2023, dia belum menerima surat pencopotan dari PBNU. Dia mengingatkan para warga Nahdliyin untuk tidak bereaksi berlebihan kecuali jika surat pencopotannya tidak sesuai dengan prosedur. “Saya yakin warga NU dewasa mereka tidak akan bereaksi berlebihan kecuali jika itu tadi ada pertimbangan latar belakang. Karena pertimbangan ini disebabkan oleh tindakan Anda. Mungkin dalam membuat keputusan ada yang kurang pas, namun siapapun, termasuk saya, berhak untuk meluruskan,” kata Marzuki pada Kamis, 28 Desember 2023.
Kiai Marzuki mengaku tidak akan mempertahankan jabatannya sebagai ketua PCNU dengan keras. Dia memilih menerima dengan lapang dada atas dinamika yang terjadi. “Kami tidak pernah meminta-minta, kami hanya menerima dengan lapang dada, menerima dawuh dan disuruh kerja atau berhenti. Kami tidak pernah meminta-minta,” ujar Marzuki.
Dia juga meminta para warga Nahdliyin untuk tidak ribut terkait pencopotannya. Menurutnya, jika keputusan pencopotan dirinya ada yang salah, maka harus diluruskan. “Saya sebagai kader NU ketika surat itu sudah sesuai prosedur, tentu harus diterima tanpa perlu geger-geger atau ramai-ramai,” jelas Marzuki. “Namun jika ada yang salah dari keputusan itu, maka siapapun punya tugas untuk mengingatkan yang salah,” tambahnya.
Marzuki juga mengingatkan agar bersikap benar dan tetap sabar. “Dan, kami belum bisa berandai-andai karena memang belum menerima surat itu,” lanjut Marzuki.
Sebelumnya, pencopotan Kiai Marzuki Mustamar sebagai Ketua PWNU Jatim menjadi heboh berdasarkan Surat Keputusan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (SK PBNU) Nomor: 274/PB.01/A.II.01.44/99/12/2023. Surat tersebut diteken oleh Rais Aam PBNU Kiai Haji Miftachul Akhyar, Katib Aam Kiai Haji Akhmad Said Asrori, Ketua Umum PBNU, Kiai Haji Yahya Cholil Staquf, dan Sekretaris Jenderal PBNU Saifullah Yusuf alias Gus Ipul.
